Senin, 02 Mei 2016

Biaya Tambahan yang Dikeluarkan Saat Umroh



Biaya untuk Umroh yang saya bayarkan kepada biro travel adalah sebagai berikut:

1.    Biaya Umroh             : 1650 USD (Kamar Quard)
2.    Biaya Perlengkapan  : Rp 1.250.000
3.    Biaya Mahram           : Rp 250.000
4.    Upgrade Kamar        : 100 USD (kamar Double)
Sebenarnya untuk kamar double biaya yang diperlukan adalah sebesar 1800 USD, tapi ga tau kenapa mungkin ini lagi rejeki kami. Kami hanya dikenakan tambahan sebesar 150 USD dan mendapat diskon menjadi 100 USD saja. Alhamdulillah ada kemudahan dibalik kesulitan.. rejeki ga selalu mendapat uang saja tapi mendapat potongan harga hehee..
Apa saja sih biaya-biaya lain yang diperlukan? Berikut ini biaya-biaya tambahan selain biaya umroh di atas:
1.    Paspor
Untuk pembuatan paspor, saya membuat E-paspor. Memang untuk pembuatan E-paspor biaya yang dikeluarkan lebih mahal dari pada paspor biasa. Entah kenapa sedikit menyesal membuat E-paspor karena hampir 2 kali lipat dari biaya paspor biasa yang dikeluarkan untuk membuatnya. Dulu kepikiran bikin E-paspor karena ke depan semua paspor di Indonesia bakal diganti menjadi E-paspor, selain itu rayuan salah satu teman, kalo sudah menggunakan E-paspor mau ke Jepang ga perlu susah-susah bikin Visa. Yaa padahal sehabis umroh juga belum ada bayangan buat pergi ke Luar Negeri. Jadi kalo yang memang sudah ada rencana bakal sering ke Luar Negeri saya sarankan untuk membuat E-paspor. Tapi kalo yang seperti saya belum ada bayangan mau ke Luar Negeri alangkah baiknya untuk membuat paspor biasa aja.
Pembuatan paspor di Kantor Imigrasi Jakarta Selatan yang ada di Mampang karna lokasi paling dekat dengan kantor. Saya mengantri nomor antrian dari pukul 08.00 pagi dan mendapat nomor antrian 32, mendapat pelayanan di loket sekitar pukul 11.30. Nomor antrian baru dibuka pukul 07.30, tapi jangan salah sebelum pukul 07.30 sudah banyak banget yang antriiii.. Eiittss jangan khawatir sistem nomor antrian bisa kita pantau secara online melalui alamat web (saya lupa alamatnya), jadi kalau mau ditinggal keluar sebentar kita tidak perlu khawatir kelewat nomor antrian.
 Di loket kita langsung diminta untuk foto, dicek ke-valid-an dokumen, juga diwawancara. Ohh iya jangan lupa kalo mau pergi ke Saudi Arabia kita harus memiliki 3 kata untuk nama. Kebetulan nama saya sudah terdiri dari 3 kata, jika belum bisa menambahkan  nama ayah dibelakang nama kita kok, jadi santai saja. Setelah mengantri kita diminta untuk membayar biaya sebesar 600 ribu untuk E-paspor dan 350 ribu untuk paspor biasa. Pembayaran melalui Bank BNI, setelah pelunasan maka paspor bisa diambil setelah 5 hari kerja.
Nah kebetulan petugas yang mewawancarai saya adalah ibu-ibu yang ternyata aslinya dari Kebumen. Ibu ini karena liat KTP saya yaa jadi nanya-nanya yang lain diluar topik wawancara, bahkan sempat meminta no HP saya. Yaahh lumayan yaah setidaknya jadi punya kenalan di Kantor Imigrasi, kalo ada apa-apa saya bisa langsung menghubungi si ibu ini.
2.    Suntik Meningitis
Suntik meningitis kami lakukan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Tingkat I Halim Perdanakusuma yang berada di Jalan Jengki. Kami berangkat lebih pagi karna berdasar hasil brosing, dalam satu hari dibatasi hanya sekitar beberapa ratus orang saja, juga antrian yang panjang sedari pagi. Kami berangkat dari kos sekitar pukul 06.00, sampai di lokasi sekitar pukul 07.00 dan nomor antrian baru dibuka pukul 07.30 WIB.


Petugas Antrian Formulir



Nomor Antrian A001
 
Syarat dokumen untuk membuat kartu kuning:
a.    Fotocopy Paspor
b.    Pas Foto 4x6= 1 lembar
Dan payahnya ternyata saya ga bawa foto, untung saya bawa CD fotonya. Berkat bantuan bapak tukang parkirlah foto saya bisa dicetak. Satu set foto berisi 5 lembar dihargai oleh bapaknya sebesar 20 ribu, aahh gpp untung aja masih ada bapak parkir yang nolong, itung-itung berbagi.
Waktu sudah menunjukkan pukul 07.30 WIB, kami semua diminta untuk berkumpul duduk di dalam tempat duduk antrian dan kami diberi arahan. Saya pikir antrian berdasar nomor antrian yang kami ambil, bakal berdesak-desakan banget nih kalo ambil nomor antrian, batin saya waktu itu. Ternyata kami dibagikan formulir satu per satu dan formulir yang dikumpulkan akan menjadi nomor antriannya. Formulir dikumpulkan dalam satu kotak yang sudah disediakan di depan dan dijaga oleh salah satu security. Waah kalo begini caranya maka saya harus cepat-cepat mengisi formulir dan mengumpulkan secepat-cepatnya. Saya pikir saya ada dinomor kesekian karena saya melihat beberapa orang sudah maju ke depan, eehh emang rejeki lagi pas dipanggil saya dapat nomor antrian satu yeeeaaayyy… saya senang hehee.. udah gitu bapak tukang parkirnya datang tepat waktu pas banget beberapa menit sebelum saya dipanggil bapaknya udah kasih foto ke saya, alhamdulillah.. 

Kartu Kuning

3.    Obat Penunda Haid
Jika waktu keberangkatan disana pas dengan siklus menstruasi memang disarankan untuk meminum obat penunda haid. Obat ini bisa didapatkan di dokter kandungan maupun di bidan, tapi jangan salah meskipun obatnya kecil tapi khasiatnya mantap semantap harganya. Satu obat berisi 10 butir dengan harga 200 ribu. Dan saya membutuhkan 2 obat=20 butir. Selain karena siklus saya yang cukup lama ini juga karena dianjurkan meminum obat beberapa hari sebelum tanggal menstruasi dan dihabiskan hingga kepulangan kita ke Indonesia. Obat ini diminum satu hari sekali dengan waktu yang sama. Kalau lupa minum obat ini keesokannya bisa keluar deh itu tamu, udah kayak obat KB aja ya hehehe…

Penampakan obatnya

 


Baca Juga:
1.        Waiting for the Call
4.      Umroh Part 1
5.      Umroh Part 2
6.      City Tour Makkah
7.       City Tour Madinah
8.      Serba-serbi Makkah
9.      Serba-serbi Madinah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar