Senin, 02 Mei 2016

Serba-Serbi Makkah



1.        Harus datang satu jam sebelum waktu azan tiba
Disini tak ada orang yang tak ingin berebut untuk beribadah. Semua orang rasanya seperti hanya memiliki keinginan untuk beribadah. Masjidil Haram menjadi tempat nomor satu yang dituju oleh para muslim dari seluruh penjuru dunia. Mereka berlomba-lomba untuk datang tercepat agar mendapat barisan terdepan menghadap ka’bah. Siapa yang tak ingin mendapatkan pahala sebesar 100.000. Bahkan ketika suatu waktu saya terlambat datang, 30 menit sebelum waktu azan, saya dengan berat hati mendapat tempat teratas dari bagian masjid, yang tidak terlalu ramai atau tidak diminati oleh para jamaah.
Ketika kami hendak mengikuti sholat jumat, pembimbing kami menyarankan untuk datang sekitar pukul 08.00 WSA padahal azan masih pukul 12.24 WSA. ini karena sholat jumat akan dipenuhi para jamaah, apalagi hari jumat adalah hari libur di Arab. Tak heran pula jika pukul 10.00 WSA pintu-pintu sudah ditutup.

View dari lantai 2

Women's prayer Area

Foto area yang kami sukai view kabah

2.      Menghafal Nomor Gate
Pertama kali kami datang, tak ada satupun yang mengingat nomor pintu gate, alhasil kami muter-muter di dalam tak tahu kemana arah pintu terdekat. Bertanya pada Askar pun belum tentu mereka mengenal hotel kami. Jadi sebelum masuk ke dalam ada baiknya melihat dan mengingat nomor pintu gate yang kita lewati.
Gate No. 93


Foto Pintu gate yang sering kami lewati

3.      Pembersihan rutin di area masjid
Menggunakan alat besar dan canggih, mereka sigap dalam membersihkan masjid. Menyapu, mengepel dan membersihkan karpet. Tak segan-segan mereka mengusir kami yang sedang duduk di karpet hanya karna waktunya untuk membersihkan area tersebut.

Pembersihan Karpet dan Lantai


4.      Kantong plastik dan air zam-zam
Di luar pintu disediakan plastik untuk wadah sandal ketika akan masuk ke dalam. Juga disediakan galon-galon air zam-zam yang dingin maupun not cold. Selain galon ada juga kran-kran air zam-zam.

Plastik Tempat Sandal

Galon Air Zam-zam

5.      Pasar dadakan di pinggir jalan
Ketika subuh tiba, di depan-depan sekitaran hotel banyak para pedagang yang hanya menggelar selembar kain sebagai alas dagangan. Mereka menjual berbagai macam barang dagangan dari gamis wanita, gamis laki-laki, obat-obatan, parfum, dsb. Mirip kayak pasar tumpah kalau di Indonesia. Ada juga yang menjual Al-Quran di pinggir jalan dengan harga 50 real mendapat 3 pcs. Kalau ini saya beli karena Al-Quran yang dijual di toko harganya 60 real satu pcs nya.. mahaaall… Padahal saya beli karena ada beberapa titipan waqaf jadi carilah yang murah hehee…

Pasar Dadakan


6.      Jarang motor dan banyak mobil
Di negeri ini, jarang sekali bahkan hampir dikatakan tak ada motor, saya hanya pernah melihat sekali saja itupun hanya satu motor yang sedang parkir dipinggir jalan. Katanya pajak motor disini sangat tinggi dan kedisiplinan lalu lintas juga sangat ketat. Penduduk ebih banyak menggunakan mobil, mungkin karena cuaca panas dan berdebu lebih aman kali ya kalau menggunakan mobil. Mobil disini terlihat tak begitu terawatt dan kotor yak arena kondisi berdebu yang membuat susah agar mobil terlihat cling. Juga karena air lebih mahal dari pada bensin, jadi mending ga usah mandiin mobil kali yaa,,hehee…



7.       Pohon Soekarno
Ini adalah pohon yang diberikan oleh Presiden Soekarno kepada Negara Saudi Arabia sebagai tanda persahabatan antar negara.  Pohon ini bisa tumbuh subur di kota ini, bahkan ditanam di jalan-jalan raya. Pohon ini memang sengaja dinamai Pohon Soekarno. Setidaknya Makkah terlihat hijau karena ada pohon rindang ini.

Pohon Soekarno



Baca Juga:
1.        Waiting for the Call
5.      Umroh Part 1
6.      Umroh Part 2
7.       City Tour Makkah
8.      City Tour Madinah
9.      Serba-serbi Madinah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar